FAKTA: Sebagian besar mahasiswa kesulitan menulis Latar Belakang Masalah yang kuat.
Bahkan, banyak yang hanya sekadar mengulang teori tanpa benar-benar menjelaskan masalah yang nyata.
Akibatnya?
- Dosen pembimbing langsung memberi revisi.
- Penelitian terasa tidak memiliki urgensi.
- Skripsi terhambat lebih lama dari yang seharusnya.
Tapi jangan khawatir…
Dalam panduan ini, kamu akan mempelajari cara menulis latar belakang masalah dengan struktur yang jelas, berbobot, dan menarik.
Langsung saja kita mulai.
Bagian 1: Apa Itu Latar Belakang Masalah?
Definisi
Latar belakang masalah adalah cerita ilmiah yang menjelaskan kenapa penelitian ini perlu dilakukan.
Kamu tidak hanya sekadar menulis teori, tapi juga harus menunjukkan:
- Masalah nyata yang terjadi di dunia akademik atau masyarakat.
- Data atau fakta yang mendukung bahwa masalah ini perlu diteliti.
- Celah penelitian sebelumnya, yang membuat riset ini memiliki urgensi.
Singkatnya: Latar belakang masalah adalah argumen ilmiah yang membuat penelitianmu masuk akal.
Mengapa Latar Belakang Masalah itu Penting?
Jika latar belakang lemah, dosen akan bertanya: "Kenapa penelitian ini penting?"
Sebaliknya, jika kamu menyajikan data kuat, penelitianmu akan terlihat bernilai dan relevan.
Skripsi yang baik tidak melebar.
Dengan latar belakang yang jelas, kamu bisa lebih mudah menentukan rumusan masalah, tujuan penelitian, dan metodologi yang tepat.
Banyak mahasiswa terjebak revisi berulang kali hanya karena latar belakangnya lemah.
Kalau bagian ini kuat, kamu bisa mempercepat proses penelitian dan menghindari revisi yang tidak perlu.
Sudah paham kenapa latar belakang masalah itu penting?
Mengetahui tentang bagaimana struktur ideal dalam latar belakang masalah adalah hal utama. Itulah yang akan dibahas pada bagian berikutnya.
Bagian 2: Struktur Ideal Latar Belakang Masalah
Latar belakang yang lemah = Skripsi yang bermasalah.
Bayangkan dosen pembimbing membaca latar belakang skripsimu dan berkata:
"Ini terlalu umum... Masalahnya di mana? Revisi dulu, ya."
Rasanya menyebalkan, bukan?
Faktanya, 90% revisi awal skripsi terjadi karena latar belakang yang kurang tajam.
Tapi jangan khawatir. Ada formula sederhana untuk membuat latar belakang masalah yang langsung to the point, berbobot, dan minim revisi.
Mari kita pelajari satu per satu.
Awali dengan Fakta atau Data Pendukung
Data itu senjata ampuh.
Baru-baru ini, Saya menyelesaikan makalah ilmiah, dan menjelaskan sumber data yang akurat:

Begitu pembimbing membaca angka atau statistik yang relevan, mereka langsung tahu ini bukan sekadar opini, tapi penelitian berbasis fakta.
Boom...
Pembaca langsung tertarik dan mengerti bahwa ada masalah yang nyata.
Kalau kamu sulit menemukan data, coba cari di Google Scholar, jurnal penelitian, atau laporan resmi.
Jelaskan Permasalahan yang Dihadapi
Setelah menyajikan fakta, sekarang jelaskan permasalahan secara konkret.
Misalnya: "Kesulitan memahami konsep matematika ini menyebabkan banyak siswa mendapatkan nilai rendah dan kehilangan minat belajar. Guru pun kesulitan mencari metode pengajaran yang efektif."
Di sini, kita mengubah data menjadi cerita yang relatable.
Jangan terlalu abstrak. Buat pembaca merasakan urgensi masalahnya.
Tunjukkan Kesenjangan Penelitian
Sekarang, saatnya menjelaskan kenapa penelitian ini perlu dilakukan.
Pertanyaan yang harus dijawab:
Apakah sudah ada penelitian sebelumnya tentang ini?
Jika ada, apa yang belum dibahas atau masih menjadi masalah?
Misalnya: "Beberapa penelitian sebelumnya telah membahas metode pengajaran berbasis teknologi. Namun, belum banyak yang secara spesifik meneliti dampaknya pada siswa dengan gaya belajar berbeda."
Di sinilah penelitianmu masuk!
Dengan menunjukkan kesenjangan penelitian, kamu membuktikan bahwa risetmu bukan pengulangan, tetapi benar-benar diperlukan.
Tegaskan Fokus dan Tujuan Penelitian
Terakhir, jelaskan dengan jelas apa yang akan kamu teliti. Anda harus mengetahui sejak awal, tentang fokus penelitian.
Misalnya: "Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas metode pembelajaran berbasis teknologi dalam meningkatkan pemahaman konsep matematika pada siswa dengan berbagai gaya belajar."
Sederhana, jelas, langsung ke inti.
Dengan mengikuti formula ini:
- Awali dengan fakta/ data
- Jelaskan permasalahan secara konkret
- Tunjukkan kesenjangan penelitian
- Tegaskan fokus dan tujuan penelitian
Kamu bisa membuat latar belakang masalah yang kuat, tajam, dan minim revisi.
Di Bagian 3, kita akan membahas contoh nyata dan cara menyesuaikan latar belakang masalah sesuai jenis penelitianmu. Mari kita teruskan.
Bagian 3: Cara Menulis Latar Belakang Masalah yang Kuat
Menulis latar belakang masalah bukan sekadar bercerita.
Ini tentang membangun argumen yang solid.
Jadi, bagaimana caranya membuat latar belakang yang tidak hanya menarik, tetapi juga ilmiah dan berbobot?
Ada 3 teknik sederhana yang bisa langsung kamu terapkan.
Teknik 5W+1H, Kunci Membangun Argumen yang Kuat
Metode ini bukan hanya untuk jurnalistik, tapi juga sangat efektif untuk penelitian.
Gunakan pertanyaan ini untuk memastikan latar belakangmu lengkap dan logis:
- What (Apa): Apa masalah utama yang kamu teliti?
- Who (Siapa): Siapa yang terdampak oleh masalah ini?
- Where (Di mana): Di mana masalah ini terjadi?
- When (Kapan): Kapan masalah ini mulai muncul dan mengapa relevan saat ini?
- Why (Mengapa): Mengapa masalah ini penting untuk diteliti?
- How (Bagaimana): Bagaimana penelitianmu akan membantu menyelesaikan masalah?
Contoh penerapannya:
"Survei Kemdikbud menunjukkan bahwa 78% siswa mengalami kesulitan memahami konsep matematika (What). Masalah ini paling sering terjadi pada siswa sekolah dasar (Who), terutama di daerah perkotaan dengan jumlah siswa per kelas yang besar (Where). Tren ini semakin meningkat dalam 5 tahun terakhir (When), karena metode pembelajaran yang digunakan masih konvensional (Why). Oleh karena itu, penelitian ini akan menganalisis efektivitas pendekatan berbasis teknologi dalam meningkatkan pemahaman siswa (How)."
Hasilnya?
Latar belakang terstruktur dan tidak bertele-tele.
Formula Piramida Terbalik (Dari Umum ke Khusus)
Inilah cara terbaik menyusun latar belakang:
- Mulai dari yang luas → Fakta global atau nasional tentang masalah
- Persempit ke yang lebih spesifik → Bagaimana masalah ini berdampak di bidang tertentu
- Arahkan ke penelitianmu → Apa celah yang belum diteliti dan bagaimana penelitianmu menjawabnya
Contoh:
- Fakta umum: "Dalam dunia pendidikan, pemahaman konsep matematika sering menjadi tantangan utama bagi siswa di berbagai jenjang."
- Lebih spesifik: "Di Indonesia, survei menunjukkan bahwa 78% siswa mengalami kesulitan memahami konsep matematika, terutama di jenjang SD."
- Mengarah ke penelitian: "Meskipun banyak metode pengajaran telah dikembangkan, belum banyak penelitian yang secara khusus menganalisis efektivitas metode berbasis teknologi dalam meningkatkan pemahaman siswa dengan gaya belajar yang berbeda."
Sekarang, penelitianmu punya konteks yang jelas.
Gunakan Kutipan Jurnal & Data Resmi untuk Memperkuat Argumen
Tanpa data, latar belakang masalahmu akan terasa lemah dan kurang meyakinkan.
Gunakan sumber akademik seperti:
- Google Scholar (scholar.google.com)
- ResearchGate (www.researchgate.net)
- DOAJ (Directory of Open Access Journals)
- Jurnal kampus atau lembaga resmi
Contoh penerapan:
Tanpa data: "Banyak siswa mengalami kesulitan memahami konsep matematika."
Dengan data: "Menurut survei Kemdikbud (2023), 78% siswa mengalami kesulitan memahami konsep matematika, dengan persentase tertinggi pada jenjang SD."
Hasilnya? Lebih meyakinkan dan minim revisi.
Dengan menerapkan 3 teknik ini:
- 5W+1H untuk membangun argumen
- Formula Piramida Terbalik untuk struktur yang jelas
- Kutipan jurnal & data resmi untuk memperkuat tulisan
Latar belakang masalahmu akan lebih tajam, jelas, dan berbobot.
Di Bagian selanjutnya, kita akan membahas kesalahan umum dalam latar belakang masalah yang harus dihindari.
Bagian 4: Kesalahan Umum dalam Latar Belakang Masalah (dan Cara Menghindarinya)
Menulis latar belakang masalah bukan sekadar mengisi halaman.
Tapi, banyak mahasiswa melakukan kesalahan yang sama.
Akibatnya?
- Revisi berkali-kali.
- Dosen pembimbing kurang puas.
- Penelitian jadi kurang meyakinkan.
Jadi, apa saja kesalahan umum yang sering terjadi?
Dan bagaimana cara menghindarinya?
Mari kita bahas satu per satu.
Terlalu Umum atau Klise
Salah satu kesalahan terbesar adalah menulis latar belakang yang terlalu luas atau klise.
Contoh Buruk: "Pendidikan sangat penting bagi kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan."
Apa yang salah?
- Kalimat ini terlalu umum dan tidak menjelaskan masalah spesifik.
- Hampir semua penelitian di bidang pendidikan bisa menggunakan kalimat ini.
Contoh yang Lebih Baik:
"Dalam lima tahun terakhir, nilai ujian matematika siswa SD di Indonesia mengalami penurunan sebesar 15% (Kemendikbud, 2023). Salah satu penyebab utama adalah kurangnya metode pengajaran yang sesuai dengan gaya belajar siswa (Setiawan & Rahma, 2022). Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas pendekatan berbasis teknologi dalam meningkatkan pemahaman siswa."
Mengapa lebih baik?
- Langsung ke inti masalah.
- Ada data konkret.
- Jelas mengarah pada penelitian yang akan dilakukan.
Tanpa Data atau Bukti yang Kuat
Latar belakang tanpa data akan terasa lemah dan kurang meyakinkan.
Contoh Buruk: "Banyak siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep matematika."
Teks tersebut:Tidak ada bukti atau data pendukung, Dosen pembimbing bisa langsung bertanya: "Banyak itu berapa?"
Contoh yang Lebih Baik:
"Menurut survei Kemendikbud (2023), 78% siswa SD mengalami kesulitan dalam memahami konsep matematika, terutama dalam materi pecahan dan aljabar."
Itu terlihat lebih baik, karena:
- Lebih spesifik dengan angka.
- Menggunakan sumber terpercaya.
- Langsung menunjukkan urgensi penelitian.
Sumber data yang bisa digunakan:
- Google Scholar → Cari jurnal yang relevan.
- Laporan Pemerintah → Misalnya dari Kemendikbud atau BPS.
- Hasil Penelitian Sebelumnya → Bisa diambil dari jurnal atau skripsi terdahulu.
Terlalu Panjang dan Tidak Fokus
Terkadang, mahasiswa menulis latar belakang berlembar-lembar tanpa arah yang jelas.
Ciri-ciri latar belakang yang terlalu panjang seperti: Terlalu banyak teori yang tidak relevan; Berulang-ulang menjelaskan hal yang sama; Tidak langsung ke inti masalah.
Cara agar tetap ringkas tapi berbobot:
- Gunakan Piramida Terbalik → Mulai dari yang luas, lalu persempit ke masalah penelitian.
- Gunakan Teknik 5W+1H → Fokus pada inti pertanyaan yang harus dijawab.
- Batasi latar belakang maksimal 2-3 halaman → Jangan terlalu panjang.
Contoh Buruk:
"Matematika adalah salah satu mata pelajaran penting di sekolah. Sejak zaman dahulu, matematika digunakan dalam berbagai bidang kehidupan. Konsep-konsep matematika telah berkembang sejak zaman Yunani Kuno. Banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar matematika karena kurangnya pemahaman terhadap konsep-konsep dasar yang diajarkan di sekolah. Hal ini menyebabkan banyak siswa mendapatkan nilai rendah dalam ujian, terutama dalam materi yang lebih kompleks seperti aljabar dan pecahan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mencari solusi terbaik dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap matematika."
Apa yang salah?
- Paragraf pertama tidak relevan dengan masalah penelitian.
- Banyak kalimat yang berulang-ulang.
- Tidak langsung ke inti masalah.
Contoh yang Lebih Baik:
"Dalam lima tahun terakhir, nilai ujian matematika siswa SD di Indonesia mengalami penurunan sebesar 15% (Kemendikbud, 2023). Salah satu penyebab utama adalah kurangnya metode pengajaran yang sesuai dengan gaya belajar siswa (Setiawan & Rahma, 2022). Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas pendekatan berbasis teknologi dalam meningkatkan pemahaman siswa."
Mengapa lebih baik?
- Langsung ke inti masalah.
- Tidak ada kalimat yang mubazir.
- Tersusun secara logis dan padat.
Jika ingin terhindar dari revisi berkali-kali, pastikan latar belakang masalahmu:
- Spesifik dan tidak klise.
- Diperkuat dengan data dan sumber terpercaya.
- Ringkas, padat, dan langsung ke inti masalah.
Selanjutnya, kita akan membahas contoh latar belakang masalah yang sudah jadi + template yang bisa langsung digunakan!
Bagian 5: Tools & Sumber Daya untuk Menulis Latar Belakang Masalah
Menulis latar belakang masalah yang solid bukan hanya soal ide, tapi juga tentang menggunakan tools dan sumber daya yang tepat.
Di chapter ini, kita akan membahas alat-alat terbaik untuk:
- Mencari referensi akademik dengan cepat
- Mengelola kutipan & daftar pustaka otomatis
- Mengecek kejelasan dan kualitas tulisan
- Menghindari plagiarisme
Mari kita mulai!
1. Google Scholar: Mesin Pencari Jurnal Ilmiah Terbaik
Google Scholar (scholar.google.com) adalah pintu gerbang ke ribuan jurnal ilmiah, tesis, dan publikasi akademik.
Cara Menggunakannya:
- Gunakan operator pencarian seperti "latar belakang masalah penelitian pendidikan" site:researchgate.net
- Gunakan kutipan otomatis dengan klik ikon ” di bawah hasil pencarian.
Alternatif lainnya:
- DOAJ (Directory of Open Access Journals) → Untuk jurnal open access.
- PubMed → Untuk penelitian kesehatan dan sains.
- ScienceDirect → Untuk jurnal-jurnal berkualitas tinggi.
2. Zotero & Mendeley: Manajemen Referensi & Kutipan
Kedua tools ini membantu kamu mengelola referensi secara otomatis, menyusun daftar pustaka, dan menyisipkan kutipan langsung di Microsoft Word atau Google Docs.
Mana yang lebih baik?
- Zotero → Open-source, lebih fleksibel, mudah disinkronkan.
- Mendeley → Memiliki fitur social network untuk berbagi referensi.
Gunakan jika kamu sering merasa:
- Ribet menulis daftar pustaka manual.
- Bingung format kutipan (APA, MLA, IEEE, dll.).
- Harus mengutip banyak jurnal dalam penelitian.
Tips: Install ekstensi Zotero Connector atau Mendeley Web Importer di browser untuk menyimpan referensi langsung dari Google Scholar.
3. Grammarly & Hemingway Editor untuk Perbaiki Kejelasan Tulisan
Latar belakang masalah harus jelas, padat, dan tidak bertele-tele. Gunakan tools ini untuk memperbaiki tata bahasa dan meningkatkan keterbacaan:
- Grammarly:
- Memeriksa grammar & ejaan otomatis.
- Menyarankan perbaikan kalimat agar lebih profesional.
- Hemingway Editor:
- Menilai keterbacaan tulisan dengan skor readability.
- Menandai kalimat yang terlalu rumit dan perlu dipersingkat.
Tips:
- Gunakan mode akademik di Grammarly agar tetap formal.
- Jangan terlalu bergantung pada AI, tetap cek ulang struktur kalimatnya!
4. Turnitin & Plagiarism Checker: Pastikan Tulisanmu Original
Latar belakang masalah sering kali dikutip dari berbagai sumber. Tapi hati-hati! Jangan sampai plagiasi tanpa disadari.
Tools untuk mengecek plagiasi:
- Turnitin (Umumnya tersedia di kampus)
- Plagscan (Alternatif gratis)
- Grammarly Premium (Plagiarism Checker)
Tips:
- Gunakan kutipan langsung atau parafrase dengan baik.
- Gunakan Mendeley/Zotero untuk menyimpan sumber agar tidak lupa mencantumkannya.
5. ChatGPT & AI Research Assistant: Gunakan dengan Bijak!
AI seperti ChatGPT dapat membantumu dalam:
- Menjelaskan konsep sulit dengan lebih sederhana.
- Membantu menyusun struktur paragraf dengan lebih jelas.
- Mencari referensi dengan lebih cepat.
Tips menggunakan ChatGPT dengan efektif:
- Berikan prompt yang spesifik, misalnya:
“Buatkan latar belakang masalah untuk penelitian tentang efektivitas metode blended learning dalam meningkatkan pemahaman siswa.”
- Tetap verifikasi semua informasi dari jurnal asli! Jangan hanya mengandalkan AI.
Menulis latar belakang masalah tidak perlu sulit dan melelahkan. Dengan menggunakan tools dan sumber daya yang tepat, kamu bisa menghemat waktu dan meningkatkan kualitas tulisanmu.
Bagian Bonus: Contoh Latar Belakang Masalah + Template yang Bisa Langsung Digunakan
Sudah memahami konsep latar belakang masalah?
Sekarang, saatnya melihat contoh nyata dan template siap pakai yang bisa langsung kamu gunakan!
Contoh 1: Latar Belakang Masalah untuk Penelitian di Bidang Pendidikan
Judul Penelitian: Pengaruh Metode Pembelajaran Berbasis Teknologi terhadap Pemahaman Konsep Matematika Siswa SD
Latar Belakang Masalah:
Pendidikan di era digital menuntut perubahan dalam metode pembelajaran. Namun, banyak sekolah masih menggunakan metode tradisional seperti ceramah, yang kurang efektif untuk siswa dengan gaya belajar visual dan kinestetik.
Berdasarkan laporan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2023), 78% siswa SD mengalami kesulitan dalam memahami konsep matematika dasar, terutama dalam materi pecahan dan aljabar. Beberapa penelitian (Setiawan & Rahma, 2022) menunjukkan bahwa penggunaan teknologi dalam pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman siswa hingga 35%.
Meskipun demikian, implementasi teknologi dalam pembelajaran matematika masih terbatas, terutama di daerah dengan akses teknologi yang rendah. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas metode pembelajaran berbasis teknologi dalam meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa SD.
Kenapa contoh ini terlihat bagus?
- Ada data yang konkret (78% siswa kesulitan dalam matematika).
- Jelas menyebutkan penelitian sebelumnya.
- Langsung menunjukkan relevansi penelitian.
Contoh 2: Latar Belakang Masalah untuk Penelitian Kualitatif
Judul Penelitian: Kendala Guru dalam Menerapkan Model Pembelajaran Berbasis Proyek di Sekolah Dasar
Latar Belakang Masalah:
Model pembelajaran berbasis proyek (PBL) dianggap sebagai metode efektif untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan kolaborasi siswa. Namun, penerapannya di tingkat sekolah dasar masih menghadapi berbagai kendala.
Sebuah studi oleh Wicaksono (2023) menemukan bahwa 60% guru SD mengalami kesulitan dalam menerapkan PBL karena keterbatasan waktu dan kurangnya sumber daya pendukung. Selain itu, penelitian oleh Kusuma (2022) menyebutkan bahwa hanya 25% guru yang mendapatkan pelatihan khusus tentang metode ini. Kendala-kendala ini menunjukkan bahwa masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami faktor-faktor yang menghambat penerapan PBL di sekolah dasar serta mencari solusi yang dapat diterapkan secara efektif.Jika dilihat, contoh ini terlihat cukup baik karena mencakup beberapa hal: Menyebutkan masalah yang spesifik (kendala dalam penerapan PBL); Menggunakan data dan referensi penelitian sebelumnya; dan Menjelaskan alasan mengapa penelitian ini diperlukan.
Template Latar Belakang Masalah (Siap Pakai!)
Gunakan format ini untuk menulis latar belakang masalah penelitianmu:
- [Pendahuluan]:
Jelaskan topik penelitian secara umum. Bisa dimulai dengan fakta atau tren terbaru di bidang yang kamu teliti.
- [Masalah yang Dihadapi]:
Gambarkan masalah yang terjadi. Bisa menggunakan data, statistik, atau fenomena nyata yang mendukung argumenmu.
- [Penelitian Sebelumnya]:
Sebutkan penelitian yang sudah dilakukan dan tunjukkan celah atau kesenjangan yang masih perlu diteliti.
- [Tujuan Penelitian]:
Jelaskan bagaimana penelitianmu akan menjawab masalah yang ada dan mengisi kesenjangan penelitian sebelumnya.
Contoh Format:
Pendidikan saat ini menghadapi tantangan besar dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. [Berikan fakta atau data pendukung].
Salah satu permasalahan yang terjadi adalah [Jelaskan masalah spesifik yang dihadapi]. Menurut [Penelitian Sebelumnya], masalah ini terjadi karena [Sebutkan penyebabnya].
Penelitian sebelumnya seperti [Nama Peneliti] telah membahas [Ringkasan penelitian sebelumnya]. Namun, masih ada kesenjangan dalam penelitian ini, yaitu [Sebutkan celah penelitian].
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk [Jelaskan tujuan penelitian dan bagaimana penelitian ini akan memberikan solusi].
Dengan menggunakan contoh dan template di atas, kamu bisa menulis latar belakang masalah dengan lebih cepat, jelas, dan meyakinkan.
Penutup
Menulis latar belakang masalah bukan sekadar memenuhi syarat penelitian. Ini adalah fondasi yang akan menentukan seberapa kuat argumen penelitianmu.
Jika latar belakangmu jelas, berbasis data, dan fokus pada masalah nyata, penelitianmu akan lebih meyakinkan. Sebaliknya, jika latar belakang kabur, terlalu umum, atau tanpa bukti kuat, penelitianmu bisa kehilangan arah.
Ingat kembali poin pentingnya:
- Mulai dengan fakta atau data untuk menarik perhatian.
- Gunakan struktur piramida terbalik agar argumen mengalir dengan logis.
- Hindari kesalahan umum seperti terlalu panjang, tanpa data, atau klise.
- Manfaatkan tools penelitian agar lebih cepat dan akurat.
Sekarang, giliranmu untuk menerapkan semua ini dalam penelitianmu!
Dan jika kamu merasa artikel ini membantu, bagikan ke teman-temanmu yang sedang berjuang menyelesaikan penelitian!
Komentar