Tahukah Anda bahwa 80% penelitian gagal karena salah metode?
...Ya. Itu adalah berdasarkan pengalaman Saya mengujia banyak skripsi mahasiswa.
Penelitian bukan hanya untuk akademisi. Dalam bisnis, teknologi, bahkan kehidupan sehari-hari, riset membantu kita membuat keputusan yang lebih baik.
Dalam panduan ini, Anda akan belajar tentang jenis penelitian, metode terbaik, dan langkah-langkah praktis untuk melakukan riset yang solid.
Beberapa hal yang akan dibahas di halaman ini, yakni:
- Apa Itu Penelitian?
- Jenis-Jenis Penelitian
- Cara Melakukan Penelitian yang Baik
- Kesalahan Umum dalam Penelitian
- Studi Kasus: Penelitian yang Mengubah Dunia
- Kesimpulan
Apa Itu Penelitian?
Penelitian adalah proses sistematis untuk mencari, menemukan, dan memahami sesuatu berdasarkan metode ilmiah. Tujuannya bisa bermacam-macam, seperti memecahkan masalah, mengembangkan teori, atau menemukan inovasi baru.
Singkatnya: Identifikasi Masalah + Pengumpulan Data + Analisis + Kesimpulan

Contoh Sederhana:
Seorang guru ingin tahu apakah penggunaan media interaktif (seperti video animasi) bisa meningkatkan pemahaman siswa dalam mata pelajaran Matematika.
- Pertanyaan → Apakah video animasi meningkatkan pemahaman siswa dalam belajar Matematika?
- Data → Bandingkan hasil ujian dua kelas: satu menggunakan video, satu tidak.
- Analisis → Apakah ada perbedaan signifikan dalam hasil belajar?
- Kesimpulan → Jika siswa dengan video mendapatkan nilai lebih baik, maka media interaktif efektif.
Dalam konteks pendidikan, penelitian dapat membantu banyak hal, terlebih lagi dalam konteks meningkatkan kualitas pembelajaran.
Misalnya, untuk mengetahui tentang meningkatkan metode pembelajarna. Dapat meneliti apakah metode problem-based learning (PBL) lebih efektif dibanding ceramah dalam meningkatkan pemahaman siswa.
Contoh lain, dapat dijadikan sebagai analisis, yakni meneliti faktor yang menyebabkan rendahnya minat baca di kalangan siswa sekolah dasar.
Jika berkaitan dengan teknologi dalam pembelajaran, seperti: Meneliti efektivitas penggunaan Google Classroom dalam meningkatkan partisipasi siswa selama pembelajaran daring.
Penelitian bukan sekadar teori. Ini adalah alat untuk menciptakan perubahan nyata. Dengan penelitian yang tepat, guru dapat mengajar lebih efektif, siswa dapat belajar lebih baik, dan kebijakan pendidikan bisa lebih berpihak pada kebutuhan nyata di lapangan.
Oleh sebab itu, jenis-jenis penelitian perlu dikuasai, untuk dapat menentukan jenis yang digunakan, yang disesuaikan dengan konteks masalah dilapangan. Itulah yang akan dibahas pada bagian berikutnya.
Jenis-Jenis Penelitian
Ada banyak jenis penelitian yang harus diketahui. Tetapi yang paling umum, adalah Penelitian Kualitatif, Penelitian Kuantitatif, Penelitian Tindakan, dan Maxing Methods.
Jika orang-orang bertanya mengenai jenis penelitian, inilah yang akan selalu dijawab.
Tetapi, bagian ini akan mengeksplorasi lebih jauh tentang jenis penelitian. Mari kita teruskan.
#1. Jenis Penelitian Berdasarkan Pendekatan
Disinilah jawaban yang paling sering Anda dengar. Bila ditinjau dari pendekatannya, maka penelitian itu terbagi menjadi:
- Penelitian Kualitatif → Fokus pada makna, pengalaman, dan konteks.
Contoh: Meneliti bagaimana siswa merasakan manfaat pembelajaran berbasis proyek (PBL).
- Penelitian Kuantitatif → Fokus pada angka dan statistik.
Contoh: Mengukur peningkatan nilai siswa setelah diterapkan metode pembelajaran flipped classroom.
- Penelitian Campuran (Mixed Methods) → Menggabungkan data kualitatif dan kuantitatif untuk hasil yang lebih komprehensif.
Contoh: Meneliti efektivitas e-learning dengan melihat statistik partisipasi siswa (kuantitatif) dan wawancara pengalaman siswa (kualitatif).
#2. Berdasarkan Tujuan
Tujuan penelitian menentukan apa yang ingin dicapai dari studi tersebut. Beberapa jenis penelitian bila ditinjau dari tujuan penelitian, yakni:
- Penelitian Eksploratif → Untuk menggali masalah baru yang belum banyak diteliti.
Contoh: Bagaimana AI dapat membantu personalisasi pembelajaran?
- Penelitian Deskriptif → Untuk menggambarkan fenomena tanpa menguji hubungan sebab-akibat.
Contoh: Bagaimana pola belajar mahasiswa selama perkuliahan daring?
- Penelitian Eksplanatori → Untuk menjelaskan hubungan sebab-akibat antara variabel.
Contoh: Apakah penggunaan metode active learning meningkatkan retensi materi siswa?
#3. Berdasarkan Metode
Jenis penelitian dapat juga ditinjau dari sisi metode penelitiannya. Metode penelitian menentukan bagaimana data diperoleh dan dianalisis.
Beberapa jenis metode penelitian seperti:
- Studi Kasus → Analisis mendalam terhadap individu, kelompok, atau institusi tertentu.
Contoh: Menganalisis strategi sukses sekolah inklusi dalam meningkatkan keterlibatan siswa berkebutuhan khusus.
- Eksperimen → Menguji hubungan sebab-akibat dengan mengontrol variabel tertentu.
Contoh: Menguji efektivitas teknik pembelajaran gamifikasi dalam meningkatkan motivasi siswa.
- Survei → Mengumpulkan data dari banyak responden melalui kuesioner atau wawancara.
Contoh: Survei kepuasan mahasiswa terhadap sistem pembelajaran blended learning.
- Penelitian Tindakan Kelas (PTK) → Penelitian yang dilakukan oleh guru/dosen untuk meningkatkan praktik pembelajaran.
Contoh: Guru menerapkan metode diskusi kelompok untuk meningkatkan pemahaman konsep pada siswa SMP dan mengevaluasi hasilnya.
Cara Melakukan Penelitian yang Baik
Setelah kita mengetahui tentang dasar-dasar penelitian, maka selanjutnya yang perlu dipahami adalah bagaimana melakukan penelitian yang baik.
Kami menyusun beberapa daftar urutan yang umum untuk melakukan penelitian, diantaranya:
- Tentukan Topik & Masalah → Cara memilih topik yang relevan dan menarik.
- Lakukan Kajian Pustaka → Bagaimana mencari sumber tepercaya.
- Pilih Metode yang Tepat → Studi kasus, eksperimen, survei, dll.
- Kumpulkan & Analisis Data → Tools yang bisa digunakan (NVivo, SPSS, dll.).
- Tulis & Publikasikan Hasilnya → Teknik menulis agar penelitian Anda diakui.
Kesalahan Umum dalam Penelitian
#1. Format Judul Penelitian
Jadi, dari 100 mahasiswa yang Saya uji, setidaknya 10% dari mereka ditandai sebagai judul yang tidak sesuai.
Mengapa?
Judul penelitian adalah bagian yang vital dalam sebuah penelitian. Dengan judul, orang-orang akan mampu memahami metodologi yang digunakan, serta bagaimana fokus penelitian yang akan dilaksanakan.
Itu karena, ada format judul penelitian yang secara khusus menggambarkan isi dari penelitiannya.
NYATA: Beberapa waktu yang lalu, Saya menemukan judul penelitian mahasiswa, yang berbentuk kuantitatif, namun pada bagian isi, ia menuliskan menggunakan jenis kuantitatif. Tidak masuk akal....
#2. Tidak Menggunakan Sumber Referensi yang Kredibel
Referensi adalah hal yang tidak luput dari penglihatan. Ini karena, referensi menjadi salah satu pertanda penting dalam naskah ilmiah.
Menggunakan referensi dari blog tidak terverifikasi (penulis tidak jelas), Wikipedia, atau sumber yang tidak akademis, bisa menjadi masalah dalam sumber referensi.
Carilah sumber-sumber yang relevan dengan penelitian, dan pastikan bahwa setiap sumber itu dapat dipercaya.
Google Scholar, mencari melalui sumber terpercaya, dapat dijadikan langkah untuk mengatasi ini.
#3. Kesalahan dalam Analisis Data
Penelitian juga dapat dianggap bermasalah, bila mengalami kesalahan dalam melakukan analisis data.
Pusat dari hasil penelitian yang baik, adalah jalur analisis yang dapat dipercaya.
Memang melakukan analisis data, bukan tidak bisa dilakukan secara manual. Tetapi, perlu pengetahuan untuk menggunakan alat yang dapat membantu. Beberapa tools yang sering digunakan seperti ATLAS.ti, NVivo, dan lain sebagainya dapat membantu analisis data dengan kuat.
Studi Kasus: Penelitian yang Mengubah Dunia
Penelitian tidak hanya berkontribusi pada perkembangan ilmu pengetahuan, tetapi juga mengubah cara hidup manusia.
Lihat saja penelitian yang dilakukan oleh Edward Jenner (1796), tentang Vaksin. Ini merupakan Revolusi di Dunia Kesehatan.
Dampaknya, berkat penelitian ini, cacar berhasil diberantas secara global pada tahun 1980. Kemudian, penelitian vaksin terus berkembang, seperti vaksin polio oleh Jonas Salk dan vaksin mRNA yang mempercepat penanganan COVID-19.
Kemudian penelitian tentang AI, yang pertama kali diperkenalkan oleh Alan Turing pada 1950-an. Seiring waktu, penelitian dalam deep learning dan machine learning semakin berkembang.
Dampaknya, AI kini digunakan dalam berbagai bidang, dari asisten virtual (Siri, Google Assistant), diagnosis medis, hingga kendaraan otonom.
Penelitian tidak hanya tentang teori, tetapi juga tentang membawa perubahan nyata dalam kehidupan manusia. Dari kesehatan hingga teknologi, penelitian yang tepat dapat menyelesaikan masalah besar dan menciptakan masa depan yang lebih baik.
Kesimpulan
Penelitian bukan sekadar aktivitas akademik. Ia adalah fondasi dari setiap inovasi besar yang mengubah dunia. Dari vaksin yang menyelamatkan nyawa, AI yang merevolusi teknologi, hingga riset pasar yang mengubah strategi bisnis, penelitian selalu menjadi motor utama kemajuan manusia.
Bagi Anda yang sedang atau akan melakukan penelitian, ingatlah bahwa penelitian yang baik bukan hanya tentang menemukan jawaban, tetapi juga tentang memecahkan masalah nyata dengan pendekatan yang tepat. Dengan metode yang kuat, data yang valid, dan analisis yang mendalam, penelitian Anda bisa menjadi bagian dari perubahan yang lebih besar.
Saatnya bertindak! Apa langkah berikutnya dalam perjalanan penelitian Anda? Bagikan pemikiran Anda di komentar dan mari kita berdiskusi!
Komentar