Penelitian kualitatif fenomenologi dibutuhkan karena memberikan wawasan yang mendalam dan berharga tentang pengalaman manusia yang kompleks dan beragam. Ini termasuk jenis dari Penelitian Kualitatif yang telah dipaparkan sebelumnya.
Penelitian fenomenologi memungkinkan peneliti untuk memahami pengalaman subjektif individu atau kelompok secara mendalam.
Ini membantu kita melihat lebih dari sekadar apa yang terjadi, tetapi juga bagaimana orang merasakan dan memberi makna pada pengalaman mereka.
Pengertian Penelitian Kualitatif Fenomenologi
Metode penelitian kualitatif fenomenologi adalah jenis penelitian yang berfokus pada pemahaman mendalam tentang pengalaman hidup individu atau kelompok.
Istilah "fenomenologi" berasal dari filsafat, yang mengacu pada studi tentang fenomena atau pengalaman langsung yang dialami oleh subjek.
Dalam penelitian jenis ini, peneliti berusaha untuk memahami bagaimana orang-orang mengalami dan memberi makna pada suatu fenomena, seperti perasaan, keyakinan, atau pengalaman sehari-hari.
Jadi, bayangkan Anda ingin memahami bagaimana orang merasakan kesedihan setelah kehilangan seseorang yang dicintai. Dalam penelitian kualitatif fenomenologi, Anda akan mendekati orang-orang yang telah mengalami kehilangan seperti itu dan mendengarkan cerita mereka secara mendalam.
Anda akan mencatat bagaimana mereka menggambarkan perasaan mereka, apa yang mereka alami secara emosional dan fisik, serta bagaimana mereka mencoba memahami dan mengatasi kesedihan itu.
Tujuannya adalah untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang pengalaman subjektif mereka tanpa membatasi mereka dengan teori-teori atau konsep-konsep tertentu.
Ciri-Ciri Penelitian Kualitatif Fenomenologi
Ada beberapa hal yang menonjolkan sebagai ciri dari penelitian kualitatif fenomenologi, diantaranya sebagai berikut:
- Memperhatikan pada kenyataan yang ada, dalam hal ini kesadaran tentang sesuatu benda secara jelas;
- Memahami arti peristiwa atau kejadian ayng terjadi dan berkaitan dengan orang-orang yang berada dalam situasi-situasi tertentu; dan
- Memulai dengan diam kemudian dilanjutkan dengan pendeskripsian secara jelas fenomena yang dialami secara langsung.
Hal di atas merupakan ciri umum untuk kualitatif fenomenologi. Oleh sebab itu, ciri di atas digambarkan pada berbagai sifat subjek yang diteliti, apakah itu berupa benda atau makhluk hidup.
Perbedaan Kualitatif Deskriptif Dengan Kualitatif Fenomenologi
Penelitian kualitatif deskriptif dan fenomenologi memiliki pendekatan yang berbeda meskipun keduanya bertujuan untuk memahami dan menggambarkan fenomena manusia.
Untuk menggambarkan secara jelas perbedaan dari keduanya, Tabel 1 ini membantu untuk memperjela.:
Subjek | Deskriptif | Fenomenologi |
---|---|---|
Fokus Utama | Penelitian kualitatif deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena atau situasi secara lengkap dan rinci. Tujuan utamanya adalah memberikan gambaran yang akurat tentang subjek penelitian. | Penelitian fenomenologi fokus pada pemahaman mendalam tentang pengalaman hidup individu atau kelompok terkait dengan suatu fenomena. Tujuan utamanya adalah memahami bagaimana orang merasakan, memberi makna, dan mengalami fenomena tersebut secara subjektif. |
Analisis | Analisis dalam penelitian kualitatif deskriptif sering kali lebih deskriptif atau naratif, dengan penekanan pada mendokumentasikan fenomena dan mencatat variasi dalam pengalaman atau situasi tersebut. | Analisis dalam penelitian fenomenologi lebih terfokus pada pemahaman makna subjektif dari pengalaman. Ini melibatkan identifikasi dan analisis tema-tema yang muncul dari data untuk memahami struktur dan esensi dari pengalaman subjektif. |
Subjek Penelitian | Mencakup berbagai subjek atau kelompok, dan dapat mencari gambaran umum tentang fenomena tertentu. | Cenderung lebih fokus pada pengalaman individu atau kelompok yang sangat terkait dengan fenomena yang sedang diteliti. Ini memungkinkan peneliti untuk mendapatkan wawasan yang lebih dalam tentang pengalaman subjektif. |
Lebih lanjut, analisis mungkin menjadi bagian yang penting. Kualitatif deskriptif sering kali lebih terstruktur dan lebih terikat pada konvensi metodologis tertentu, seperti analisis tematik atau analisis naratif.
Sedang dalam Fenomenologi, analisis lebih fleksibel dan terbuka terhadap penemuan-penemuan baru yang muncul selama proses analisis. Ini memungkinkan peneliti untuk memahami esensi dan struktur pengalaman subjektif dengan lebih baik.
Jenis-Jenis Penelitian Fenomenologi
Saat berbicara tentang penelitian fenomenologi, banyak yang mengira bahwa hanya ada satu pendekatan tunggal. Padahal, dalam praktiknya, fenomenologi memiliki beberapa jenis yang berbeda-dan masing-masing memiliki metode serta tujuan yang unik.
Memahami perbedaan ini sangat penting. Mengapa?
Karena pendekatan yang Anda pilih akan menentukan bagaimana Anda mengumpulkan data, menganalisisnya, dan menyajikan hasil penelitian Anda.
Dua jenis utama dalam penelitian fenomenologi adalah:
- Fenomenologi Deskriptif (Edmund Husserl)
- Fenomenologi Hermeneutik (Martin Heidegger)
Mari kita bahas satu per satu.
#1. Fenomenologi Deskriptif (Edmund Husserl)
Pendekatan ini berfokus pada “kembali ke hal-hal itu sendiri” atau memahami fenomena sebagaimana adanya, tanpa interpretasi tambahan.
Karakteristik utama:
- Inti dari fenomenologi deskriptif adalah mencari esensi pengalaman manusia secara objektif.
- Peneliti mengesampingkan asumsi pribadi (bracketing) agar tidak mempengaruhi pemahaman fenomena.
- Menggunakan metode reduksi fenomenologis, yaitu menyaring pengalaman hingga menemukan esensi yang murni.
Misalnya, jika Anda meneliti pengalaman mahasiswa dalam pembelajaran daring, fenomenologi deskriptif akan fokus pada apa yang dialami mahasiswa secara langsung, tanpa interpretasi lebih lanjut tentang penyebab atau maknanya.
#2. Fenomenologi Hermeneutik (Martin Heidegger)
Berbeda dengan pendekatan deskriptif, fenomenologi hermeneutik mengakui bahwa pemahaman kita selalu dipengaruhi oleh konteks dan pengalaman pribadi.
Karakteristik utama:
- Tidak hanya mendeskripsikan, tetapi juga menafsirkan pengalaman manusia.
- Tidak menggunakan bracketing, karena peneliti dianggap tidak bisa sepenuhnya netral.
- Fokusnya pada makna di balik pengalaman, bukan hanya apa yang terjadi secara eksplisit.
Jika Anda meneliti pengalaman mahasiswa dalam pembelajaran daring dengan pendekatan hermeneutik, Anda akan menyelidiki makna di balik pengalaman mereka, seperti bagaimana emosi dan latar belakang budaya memengaruhi persepsi mereka terhadap kelas online.
Komentar